Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan penurunan imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) menjadi momentum kebangkitan pasar modal tahun ini.
OJK mencatat pasar SBN terus menguat dengan imbal hasil turun 105 bps secara year to date (ytd) di mana benchmark SBN 1 tahun berada di level 3,64 persen, atau terendah sepanjang sejarah.
"Yield SBN satu tahun turun terendah sepanjang sejarah 3,64 persen. Ini adalah momentum bangkitnya pasar modal," ucap Wimboh dalam Pembukaan Perdagangan BEI 2021, Senin (4/1).
Tak hanya itu, kebangkitan pasar modal pascapandemi juga tercermin dari sejumlah capaian penting sepanjang 2020. Beberapa di antaranya adalah peningkatan transaksi investor sebesar 73 persen dari 2019, di mana transaksi investor ritel meningkat 4 kali lipat dan merupakan tertinggi di ASEAN.
Selain itu, jumlah investor pasar modal juga melonjak 56 persen dibandingkan 2019 menjadi 3,88 juta investor dan didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun atau kaum investor milenial yang tercatat mencapai 54,79 persen dari total investor.
Minat korporasi untuk menggalang dana melalui penawaran umum juga masih terjaga di mana terdapat 53 emiten baru dengan 51 perusahaan tercatat di bursa. "Ini merupakan tertinggi di ASEAN, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp118,7 triliun," imbuhnya.
Belum lagi, lanjut Wimboh, pasar modal Indonesia memperoleh pengakuan sebagai The Best Islamic Capital Market dari Global Islamic Award. Capaian tersebut, menurutnya, juga didukung Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024 yang diluncurkan pemerintah.
"Indikasi tersebut memberikan keyakinan kami bahwa pasar modal syariah Indonesia sudah mulai bangkit," tuturnya.
0 Response to "OJK Soal Yield SBN Turun: Momentum Kebangkitan Pasar Modal"
Post a Comment